Kapita Selekta Pendidikan - Problematika Guru Madrasah Dan Sekolah
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kesempatan dan kemudahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangan dari berbagai segi. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah merubah budaya adat dan tingkah laku yang konservatif dan tercela kedunia yang penuh norma toleran, mulia dan modern.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat saya harapkan, hal ini semata demi untuk perbaikan di masa yang akan datang sehingga akan menjadi lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah yang telah kami susun ini. Amiin ya robbal ‘alamin.
Jember, 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global.
Saat ini setidak-tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu : pertama, masalah kualitas/mutu guru, kedua, jumlah guru yang dirasakan masih kurang, ketiga, masalah distribusi guru dan masalah kesejahteraan guru.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana permaslahan yang di hadapi guru ?
2. Bagaimana mengatasi/solusi penyelesaian malasah guru ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui permaslahan yang di hadapi guru.
2. Untuk mengetahui mengatasi/solusi penyelesaian malasah guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Problema Pendidikan Guru
Problema adalah perkara sulit (yang di hadapi); persoalan, masalah, perkara sulit. Pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Kata membantu disini mempunyai arti agar manusia itu berhasil menjadi manusia. Manusia akan dikatakan berhasil apabila memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menujukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia.
Pendidikan menurut Hadi supeno adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan itu sendiri adalah mampu menolong atau membantu proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya. Pendidikan dalam hakikat sebenarnya adalah penumpukan pengetahuan yang besar yang ditambahkan kedalam warisan para pemikir dan praktis dari generasi ke generasi. Guru adalah figur sumber manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.
Problema pendidikan guru adalah permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang guru guna membantu proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya.
B. Masalah-masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program Belajar Mengajar
1. Menyiapkan Bahan Pelajaran
Menyiapkan bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Ada dua persoalan dalam menguasai bahan pelajaran ini, yakni, penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto (1990) bahwa pelajaran merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khususnya atau pengembang kurikulum umumnya, harus memikirkan bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik.
2. Kegiatan Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai media umumnya. Dalam interaksi itulah anak didik yang lebih aktif, bukan guru, guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, inteleqtual dan psikologis. Kerangka berfikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap tiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan “Mastery Learning” dalam mengajar.
3. Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menggantungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengunaannya.
- Membantu Guru Dalam Menghadapi Kesulitan Dalam Mengajarkan Bidang Studi
Menghadapi masalah khusus seperti ini kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor dapat menggunakan orang dijadikan sebagai sumber. Orang sumber itu boleh seorang guru kunci yang sudah dibina ditingkat nasional atau orang sumber dari perguruan tinggi IKIP. Beberapa contoh masalah yang dihadapi guru-guru dalam bidang studi tertentu sebagai rancangan untuk dikembangkan sendiri yaitu :
a. Pelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA kemungkinan guru dapat mengemukakan pandangan ahli ilmu pengetahuan tentang perkembangan makhluk budaya dengan prnsip-prinsip keagamaan dan norma-norma ethis. Kemampuan dan keterbatasan guru/ sekolah dalam memberikan teori disebabkan alat-alat untuk mengadakan percobaan tidak lengkap. Kesulitan cara menganilisis maslaah luas dan ke dalam materi, kekurangan waktu dalam mengajar suatu materi, serta kekurangan buku sumber pada daerah-daerah tertentu.
b. Pelajaran IPS
Dalam mengajarkan IPS pada tiga bahan kajian, yaitu geografi, ekonomi dan sejarah. Di t empat yang kekurangan guru maka ketiga bahan itu disajikan oleh seorang guru. Bagaimana mengatasi masalah itu
c. Pelajaran Matematika
Bagaimana cara mengajarkan matematika sehingga anak Indonesia itu lebih banyak punya minat dan kemampuan matematika yang tinggi. Pada umumnya ada anak yang cederung untuk belajar bidang sosial daripada matematika dan tekhnik.
- Membantu Guru Dalam Memecahkan Masalah-Masalah Pribadi (Personal Problem)
Sebagai manusia biasa guru-guru sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah pribadi bepengaruh besar terhadap ketenagakerjaan, diantaranya adalah :
Latar belakang pendidikan
- Banyaknya ijazah
- Intelegensi dan scholarship
- Kursus-kursus yang pernah diikuti
- Orientasi profesi
Sifat-sifat pribadi
- Kesehatan dan vitalitas
- Penampilan pribadi
- Kemampuan bekerja sama
Pengalaman
- Pengalaman mengajar seluruhnya
- Pengalaman dalam pekerjaan sekarang
- Pengalaman lain
Kompetensi mengajar
- Pengetahuan tentang murid-murid dan mata pelajaran
- Keterampilan metodologis
- Progresifitas
Sikap professional
- Pelaksanaan etika jabatan
- Aktivitas-aktivitas dalam jabatan
- Sikap terhadap pengajaran, sekolah dan masyarakat
Guru yang tidak berpengalaman
- Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati terhadap permasalahan
- Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat jabatan dan moralnya perlu dikembangkan
- Guru baru hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan informasi yang menjamin keberhasilan kerjanya
- Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya prestasi belajar, minat, tingkah laku, sikap dan sifat-sifat pribadi mereka
- Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya: menstimulir belajar anak, memelihara disiplin yang baik, mneyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual dan memilih bahan kepustakaan
Bantuan khusus bagi guru yang lemah
- Mengadakan study terhadap aktivitas-aktivitas dan kesanggupan guru tersebut yang dilakukan oleh supervisor
- Berusaha mengadakan perbaikan, bisa melalui diskusi, diklat bagi guru yang lemah dan intervisition
Guru-guru yang tidak cocok dengan pembinaan pengajaran masa sekarang, biasanya memiliki ciri-ciri :
- Tak pernah menimbangkan metode dan prosedur pengajaran yang baru secara serius
- Memiliki konsep-konsep yang salah tentang falsafah, prinsip-prinsip dan tekhnik-tekhnik pengajaran modern
- Guru-guru yang pernah memperoleh sedikit pengetahuan tentang metode modern yang menyamakannya dengan taraf moderniasi metode lainnya.
C. Tanda-tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi
- Bila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau mengajar dengan tidak tenang, malah sering marah-marah terhadap murid atau orang lain.
- Bila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi tiba-tiba diam.
- Bila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan rekan guru atau kepala sekolah.
- Bila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau waktu mengajar selalu salah mengucapkan sesuatu.
- Bila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang tertentu atau sutau masalah tertentu. Misalnya: selalu membicarakan uang gaji yang tidak cukup.
- Bila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu lama dan sering mengadakan interupsi.
- Bila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan diri.
- Bila seorang guru selalu cinta pada tugasnya dan aktif mengerjakan tugas dengan penuh kegembiraan. Tiba-tiba tidak puas dalam pekerjaan dan menunjukkan reaksi penolakan.
D. Problema Yang Dihadapi Guru
- Kebanyakan murid-murid nampak kurang berinisiatif dalam kerja
- Kebanyakan murid nampkanya kurang punya minat dalam belajar
- Masyarakat kurang menyediakan fasilitas rekreasi seperti yang diharapkan
- Gaji yang kurang cukup sehingga bisa mengcukupi kebutuhan hidup yang memadai sehingga kebutuhan guru cukup menyenangkan
- Kehidupan sosial dalam masyarakat yang menyebabkan guru merasa selalu kekurangan
- Sedikit sekali kesempatan untuk menemukan teman yang cocok dari yang berbeda jenis
- Mencapai djisiplin yang baik nampaknya merupakan hal yang khusus
- Murid-murid bosan dan kurang sopan
- Beberapa murid ada yang tidak mandi dan mengenakan pakaian yang agak kotor
E. Kesulitan yang Sering Timbul yang Dihadapi Oleh Guru
- Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara murid-murid
- Kesulitan dalam metode mengajar
- Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap siswa
- Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan membina kerjasama
- Kesulitan dalam cara belajar siswa
- Kesulitan dalam menorganisir dan mengadministrasikan kelas
- Kessulitan dalam memilih materi pelajaran yang tepat
- Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang harus dikerjakan
- Kesulitan dalam mengorganisir pelajaran
- Kesulitan dalam merencanakan dan mengerjakan tugas-tugas
- Kesulitan dalam tes dan evaluasi
- Kesulitan pribadi dari guru-guru
- Kesulitan dalam mengajar membaca
- Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran.
F. Moral Kerja Yang Rendah
- Sering melamun
- Suka mengganggu
- Sering meninggalkan tugas
- Sering datang terlambat
G. Moral Kerja Yang Tinggi
- Penuh kegembiraan
- Ketetapan hati
- Antusiasme
- Rasa senasib seperjuangan
- Ingin bekerja sama
- Selalu mengambil inisiatif
BAB III
PENUTUP
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat menciptakan dan mempertahankan konsisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Mutu pendidikan adalah persoalan mikro di sekolah, bahkan perorangan. Hal ini bisa terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa belajar dan belajar sebanyak mungkin serta harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri.
Ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses belajar mengajar, yaitu perkembangan anak didik, Kemandirian anak, vitalisasi model hubungan demokratis, vitalisasi jiwa eksploratif, kebebasan, menghidupkan pengalaman anak, kecerdasan emosional dan Spiritual, keseimbangan pengembangan aspek personal dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
- Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya: 1994
- Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2006
- http://Filosouf Gaul.Wordpress.Com
- Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Rineka Cipta, Jakarta: 2005
- Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung: 2005
- Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2008
- Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta: 1988
0 Response to "Kapita Selekta Pendidikan - Problematika Guru Madrasah Dan Sekolah"
Post a Comment